Sebagai upaya untuk mengurangi import gasoline,pemerintah telah mengeluarkan peraturan untuk kewajiban pemanfaatan baan bakar nabati sebagai campuran bahan bakar kendaraan. Di dalam Peraturan Menteri ESDM 12/205, ethanol diwajibkan sebagai campuran bahan bakar gasoline sejak tahun 2015. Target implementasi terus meningkat hingga 20% di tahun 2025. Namun, pada kenyataannya hingga saat ini kewajiban tersebut belum bisa terpenuhi karena keterbatasan supply ethanol domestik dan tidak masuknya nilai keekonomian produk Salah satu inisiatif yang saat ini sedang dikembangkan untuk mengatasi tantangan tersebut, adalah dengan melakukan pencampuran methanol dan ethanol dengan bahan bakar gasoline. Harga methanol yang jauh lebih rendah dibandingkan ethanol akan memberikan keuntungan terhadap nilai keekonomian produk.
PT Pertamina (Persero) mengatakan akan segera masuk pada pengembangan biogasoline (A20) atau gasoline metanol 15 persen dan etanol lima persen. SVP Research and Technology PT Pertamina Dadi Sugiana menuturkan, saat ini Indonesia masih jadi importir kedua terbesar untuk biogasoline setelah Meksiko dengan jumlah lebih dari 300 ribu barel. Adapun dalam penerapan biogasoline, ada dua strategi yang akan dilakukan perusahaan, yakni menunggu produksi Pertamina atau impor terlebih dahulu.
Implementasi pencampuran methanol-ethanol di dalam bahan bakar gasoline ditargetkan untuk dilakukan dalam waktu dekat. Target implementasi awal adalah melakukan pengujian market awareness di Jakarta dan Surabaya, kemudian berkembang untuk dapat diimplementasikan di seluruh Indonesia. Diharapkan melalui skema ini dapat mengurangi 42% bahan bakar import pada tahun 2026 sekaligus dapat meningkatkan current account deficit.

Salah satu negara yang telah sukses mengimplementasikan campuran methanol di dalam bahan bakarnya adalah China. Sejak tahun 2008, China telah mengembangkan spesifikasi untuk bahan bakar methanol di beberapa provinsi. Saat ini, beberapa provinsi local di China telah menggunakan campuran methanol dalam porsi tinggi, salah satunya adalah provinsi Shangxi yang menggunakan 100% methanol untuk kendaraan bermotornya.Selain campuran masing-masing ethanol atau methanol di dalam gasoline, pencampuran keduanya di dalam bahan bakar juga telah diinisiasi oleh Eni dan FCA dengan mengembangkan bahan bakar A20 yang terdiri dari 15% methanol dan 5% ethanol. Formula bahan bakar A20 didesain untuk mesin kendaraan diatas tahun 2001. Bersama Fiat, pengujian jalan telah dilakukan untuk 100,000 km tanpa menunjukan adanya masalah pada mesin. Bahan bakar A20 tersebut memiliki nilai octane yang tinggi, dan diklaim dapat mengurangi emisi CO2 hingga 3%.
sumber :
– https://www.medcom.id/ekonomi/energi/yNL7VpqK-cara-pertamina-agar-bisa-produksi-bensin-murah
– RTC Innovation Update 2019, Merdiani Aghnia Mokobombang, “Gasoline – Methanol – Ethanol Blending Fuel at A Glance” (page 82-83)